Penyataan Resmi Dalam Wawancara Khusus Pemimpin Kelompok Taliban Terkait Masa Depan Afghanistan

JakartaAbdul Qahar Balkhi dari Komisi Kebudayaan Taliban berbicara kepada Al Jazeera dalam wawancara resmi pertama kelompok tersebut sejak merebut Kabul pada Minggu (15/8) lalu.

Balkhi menampilkan wajahnya untuk pertama kali pada Selasa dalam konferensi pertama Taliban, yang saat itu dia menerjemahkan pernyataan juru bicara Zabihullah Mujahid. Dia masih tanpa jabatan resmi, karena perannya masih harus diputuskan dalam pemerintahan baru.

Seperti dilansir laman Al Jazeera, Senin (23/8), pemimpin Taliban ini menyampaikan pihaknya ingin melangkah lebih jauh dan berharap para pemangku kepentingan baik domestik dan internasional bisa bekerja sama demi kepentingan bersama. Berikut wawancaranya:

Terkait formasi pemerintah


Abdul Qahar Balkhi: Konsultasi sedang berlangsung, dan tentu ini akan menjadi sistem yang inklusif. Pembicaraan ini termasuk apakah ibu kota negara akan tetap berada di Kabul atau pindah ke Kandahar (wilayah kelahiran Taliban).

Soal kekacauan di bandara Kabul


Balkhi: Kami sedang dalam pembicaraan dan kami menjalin hubungan, hubungan kerjasama, dengan Amerika terkait pengaturan keamanan. Pos pemeriksaan di luar bandara berada dalam kontrol kami, dan di dalam dikuasai pasukan AS, dan kami tetap melakukan kontak satu sama lain.

Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap Taliban


Balkhi: Sangat disayangkan orang-orang berbondong-bondon menuju bandara seperti saat ini. Karena kami telah mengumumkan amnesti umum untuk setiap orang dalam pasukan keamanan dari tingkat elderly sampai junior, ketakutan ini, histeria yang terjadi ini tidak berdasar.

Tentang jatuhnya Kabul dengan cepat ke tangan Taliban


Balkhi: Perkembangan begitu cepat yang mengejutkan semua orang. Ketika kami memasuki Kabul, dan itu tidak direncanakan karena kami awalnya mengumumkan kami tidak ingin memasuki Kabul, dan kami ingin mencapai solusi politik sebelum memasuki Kabul, dan membuat pernyataan bersama dan pemerintahan inklusif. Tapi apa yang terjadi adalah pasukan keamanan cabut, meninggalkan tempat mereka, dan kami terpaksa meminta pasukan kami untuk masuk dan mengambil alih keamanan.

Terkait pemerintah dan hak-hak perempuan


Balkhi: Inti dari pembicaraan intra-Afghanistan adalah bahwa kami mencapai kesepakatan tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh hak-hak itu. Hukum Islam dikenal setiap orang dan tidak ada ambiguitas terkait hak-hak perempuan, hak-hak laki-laki, tidak hanya perempuan tapi juga hak-hak laki-laki dan anak-anak. Dan saat ini kita berada dalam situasi yang mudah-mudahan selama konsultasi ini ada kejelasan terkait hak-hak tersebut.

Soal laporan target pembunuhan dan penyerangan pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat


Balkhi: Prioritas utama kami adalah disiplin dalam jajaran kami sendiri, dan tidak menegakkan hukum pada orang lain tetapi menegakkannya pada diri kita sendiri terlebih dahulu dan kemudian memberikan contoh untuk diikuti oleh masyarakat lainnya. Jadi kami yang pertama dan anggota kami, jika mereka terlibat dalam hal-hal seperti itu, (mereka) akan menjadi yang pertama diadili.

Terkait Taliban yang dicap teroris


Balkhi: Saya tidak berpikir orang-orang percaya kami teroris. Menurut saya itu hanya "perang terhadap teror", itu hanya istilah yang diciptakan Amerika Serikat dan siapapun yang tidak sejalan dicap teroris.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serangan Bom Bunuh Diri Taliban-Pakistan Terjadi Dekat Afghanistan, 3 Orang Tewas dan 15 Orang Luka

Telah Ditemukan Serpihan dan Sajadah Diduga Milik Awak KRI Naggala-402

Viral Video Seorang Ibu Meninggal Diduga Tabung Oksigennya di Ambil Polisi Untuk Pasien VIP