Wakil Walikota Yogyakarta Mengatakan Bahwa Malioboro Tak Terapkan PeduliLindungi Karena Buka Tempat Wisata

DIY - Kawasan Malioboro diyakini akan menjadi tujuan banyak wisatawan dari luar do it yourself, terlebih dengan dibatalkannya penerapan PPKM Level 3 saat Nataru. Masyarakat yang lebih leluasa berpergian diprediksi akan menyerbu lokasi ini.

Meski diprediksi ramai, aplikasi PeduliLindungi belum akan diterapkan di kawasan Malioboro. Alasannya karena Malioboro disebut bukan termasuk tempat wisata.

"Enggak (aplikasi PeduliLindungi) karena di Malioboro bukan kawasan tunggal bahkan bukan masuk destinasi wisata tapi pusat oleh-oleh yang sebetulnya pusat pertokoan seperti toko-toko atau jalan-jalan pada umumnya yang lain," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi ditemui di Hotel Grand Zuri, Rabu (22/12).

Heroe mengatakan bahwa pengawasan di Malioboro tetap akan diperketat. Jumlah petugas akan ditambah, juga akan dilakukan skrining acak dengan antigen dan vaksinasi kepada pengunjung yang belum vaksin pada akhir pekan.

"Tapi kita ketatkan pengawasannya tingkatkan jumlah orang yang mengawasi tidak hanya Jogoboro tetapi elemen-elemen lain. Termasuk kita skrining acak antigen dan vaksinasi kita lakukan Sabtu Minggu di Malioboro," kata dia.

Selain itu, Heroe menyatakan tetap akan ada skema buka tutup di Malioboro. Ketika dirasa terjadi kerumunan maka akan ditutup.

"Kita buka tutup karena kalau kita tutup malah terjadi kerumunan. Makanya kita buka tutup kendaraan masih kita alirkan dalam rangka supaya memecah kerumunan," jelasnya.

"Dengan dialirkan kendaraan sebetulnya supaya tidak terjadi kerumunan sehingga dinamikanya akan kita buka tutup, saat kondisi penuh kita tutup. Kalau sudah longgar kita buka lagi.

Sesuai dengan kondisi lapangan termasuk di beberapa tempat," jelasnya.

Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Ekwanto membenarkan bahwa aplikasi PeduliLindungi tidak diterapkan di Malioboro. Namun ada aplikasi lain yang digunakan yaitu Sugeng Rawuh.

"Kami belum (PeduliLidungi) masih pakai Sugeng Rawuh. Setiap pengunjung Malioboro kami aplikasi barcode Sugeng Rawuh di tiap pintu masuk," jelasnya.

Dia menjelaskan bahwa jumlah pengunjung Malioboro juga dibatasi. Per zona maksimal 1.000 orang, dengan complete 5 zona maka jumlah maksimal adalah 5.000 orang.

"Nataru kami estimasi per zona bisa 1.000 an. Kalau batas maksimal bisa sampai 2.000, 3.000," kata dia.

Ekwanto menyebut bahwa mayoritas orang yang Malioboro sudah tervaksin. Hal itu terbukti dari gelaran vaksinasi bagi pengunjung di Malioboro pada akhir pekan, di mana hanya ditemukan sedikit orang yang belum vaksin.

"Sabtu-Minggu kan kita ada vaksin gratis. Cari 10 orang susah sekali. Yang masuk Malioboro rata-rata sudah vaksin semua," pungkas dia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Telah Ditemukan Serpihan dan Sajadah Diduga Milik Awak KRI Naggala-402

Penyataan Resmi Dalam Wawancara Khusus Pemimpin Kelompok Taliban Terkait Masa Depan Afghanistan

Seorang Komedian India Vir Das Dilaporkan ke Polisi Karena Kritik Negaranya Dalam Monolog